Pariwisata Karo menunjukkan ketahanan di tengah letusan gunung berapi
Friday, December 29, 2017
Add Comment
Letusan Gunung Sinabung yang berulang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, tidak menghalangi orang-orang yang tinggal di sana untuk mengoptimalkan potensi wisatanya. Sebagai contoh, kawasan ini baru-baru ini menyelenggarakan festival jazz internasional, yang dijuluki Sinabung Karo Jazz 2017, di Resort Taman Simalem pada 27 Desember. Kepala Dinas Pariwisata Karo, Mulia Barus, mengatakan bahwa festival tersebut merupakan bukti keamanan kawasan bagi wisatawan mancanegara maupun internasional.
"Ini adalah acara musikal pasca-erupsi internasional pertama di Karo," katanya, dengan harapan bisa menarik lebih banyak pengunjung asing. Selain festival musik, Mulia mengungkapkan, pemerintah daerah juga berencana membuka destinasi wisata baru yang disebut Taman Gunung Api, yang akan menjadikan kegiatan vulkanik Sinabung sebagai bagian dari wisata Karo.
"Tempat wisata gunung api ini sudah ada dalam master plan dan akan segera dibuka untuk menarik wisatawan yang ingin menyaksikan letusan Sinabung sebagai bagian dari wisata alam," kata Mulia.
Selain taman, menurut Mulia, pihaknya juga berencana membangun museum yang didedikasikan untuk Mt. Sinabung sebagai pengingat bagi bangsa dan generasi penerus bahwa gunung tersebut telah meletus selama bertahun-tahun. Ia yakin museum tersebut nantinya akan menjadi objek wisata dan rumah bagi berbagai objek dan akun yang berkaitan dengan letusan.
"Museum Sinabung akan dijadikan bukti sejarah letusan terpanjang yang pernah tercatat di Indonesia," kata Mulia.
Gunung setinggi 2.460 meter pertama meletus pada 29 Agustus 2010. Itu terjadi setelah gunung berapi tertinggi ini di Sumatera Utara terbengkalai sejak 1600. Dengan tujuh tahun letusan yang menewaskan lebih dari 20 orang, Sinabung masih belum menunjukkan tanda-tanda tidak aktif
Letusan Sinabung telah melanda wisata Karo, menyebabkan wisatawan asing terus menurun jumlahnya dari tahun 2010 hingga 2016.
Mulia mencatat bahwa pada ledakan vulkanik pertama tahun 2010 pengunjung asing ke Karo berjumlah 5.796, yang turun menjadi 5.500 di tahun berikutnya, selanjutnya menjadi 5.447 di tahun 2012, 2.711 pada tahun 2013, 1.951 pada tahun 2014, 752 pada tahun 2015, dan 437 pada tahun 2016. Lokal kedatangan wisatawan hanya menyusut di angka dari 380.486 pada 2013 menjadi 324.670 pada 2014.
Sementara itu, general manager Taman Simalem Resort Eddy Tanoto mengatakan, pertunjukan Sinabung Karo Jazz bertujuan mengembalikan citra positif wisata Karo yang sebelumnya rusak akibat letusan Sinabung.
"Sinabung Karo Jazz akan dilihat sebagai bukti bahwa Karo aman. Wisatawan, terutama pengunjung asing, jangan takut tinggal di Karo meski ada letusan yang sedang berlangsung, "yakin Eddy.
Advent Tarigan, pemrakarsa acara tersebut, mengatakan kelompok MORETHANJAZZ dari Spanyol akan tampil di Jazz Sinabung Karo sampai 1 Januari 2018. Dia menambahkan bahwa mengingat ketertarikan yang ditunjukkan oleh penonton dalam tiga hari terakhir, konser internasional ini semoga bisa menjadi acara rutin.
"Kami ingin pertunjukan musikal ini secara rutin diadakan di Karo sebagai magnet bagi wisatawan," kata Advent.
Puncak festival ini adalah pertunjukan oleh MORETHANJAZZ, yang memainkan sejumlah lagu jazz yang terkenal seperti Summer Time, Blue Moon dan Bye Bye Black Bird.
Vokalis Eva Maria Manso Mateo juga dengan yakin berkolaborasi dengan penyanyi lokal untuk membuat lagu daerah Karo, "Piso Surit,"
Presentasi Eva dan rekan-rekannya, Fernando Albero Domenech dan Noel Honey, dimeriahkan lebih jauh saat musisi Yogyakarta Andy Bayou memasuki panggung terbuka, bertepatan dengan latar belakang Danau Toba.
Eva mengatakan bahwa dia sangat senang bisa bernyanyi bersama dengan bakat lokal dan menghibur komunitas Karo yang saat ini diganggu oleh letusan gunung berapi.
Mengakui dia sedikit takut saat diajak ke Karo karena berkobar Sinabung, Eva mengaku ketakutannya lenyap begitu sampai di kabupaten.
"Ketakutan saya tentang letusan lenyap sekaligus saat saya mengamati pemandangan alam yang indah di Karo. Saya akan kembali kesini suatu hari nanti, "kata Eva menyusul penampilannya.
Eva, yang sebelumnya berkunjung ke Indonesia pada tahun 2004, mengatakan bahwa pariwisata Indonesia, khususnya keindahan alam dan khususnya di Karo, memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan mancanegara.
"Saya yakin masih banyak lagi turis, terutama musisi asing, akan datang ke Karo untuk tampil," tambah Eva, yang akan menceritakan kepada rekan-rekannya sesama artis luar negeri untuk mengunjungi Karo.
0 Response to "Pariwisata Karo menunjukkan ketahanan di tengah letusan gunung berapi"
Post a Comment